Saturday, 5 February 2011

Pasang atau perbarui Google Chrome - Mengunduh dan memasang Google Chrome

Pasang atau perbarui Google Chrome - Mengunduh dan memasang Google Chrome

AKSIOLOGI: Filsafat Nilai (Value)


AKSIOLOGI: Filsafat Nilai (Value)

oleh Tjandra Mandela pada 08 Januari 2011 jam 17:52
 “Kehidupan ini memaksa kita untuk mengadakan pilihan, mengukur benda dari segi lebih baik atau lebih jelek dan untuk memberi formulasi tentang ukuran nilai”

“Setiap individu mempunyai perasaan tentang nilai dan tak pernah terdapat suatu masyarakat tanpa sistem nilai” 

Oleh Nur Haris Ali
LATAR BELAKANG: SEBUAH PENGANTAR

Membahas masalah nilai atau teori tentang nilai berarti kita membahas tentang aksiologi karena aksiologi adalah bagian filsafat yang mempersoalkan nilai dan penilaian, terutama berhubungan dengan masalah atau teori umum formal mengenai nilai. Aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios (nilai) dan logos (teori) sehingga aksiologi adalah salah satu bagian filsafat yang mempersoalkan teori tentang nilai. 
Sebagai bagian dari filsafat, aksiologi atau filsafat nilai dan penilaian, secara formal baru muncul pada pertengahan Abad ke-19. Meskipun sejak zaman Yunani Kuno masalah-masalah aksiologi telah dibicarakan orang, namun pembicaraannya terlalu khusus dalam hubungannya dengan masalah tertentu, belum berbicara mengenai aksiologi pada prinsipnya. 

Semenjak zaman Yunani Purba, para filosof telah menulis segi, teori tentang problema nilai. Sekarang, penyelidikan tentang apa yang dinilai manusia, dan apa yang harus dinilai, telah menimbulkan perhatian baru. 

Dalam membahas aksiologi nilai dan penilaian, terdapat banyak pendapat menyangkut isinya. “Apakah nilai dan penilaian?” pertanyaan ini tentu saja merupakan masalah utama pada bagian filsafat ini.

Berangkat dari pertanyaan masalah di atas, dalam makalah ini, penulis akan mencoba untuk menjawab rumusan masalah tersebut dengan mengkhususkan pembahasan pada nilai dan penilaian yang berdasarkan pada dua hal, yaitu ada (being) dan nilai (value) itu sendiri. 

KAJIAN PUSTAKA 

A. Definisi Nilai

Nilai, dalam bukunya Dr. Fuad Farid Isma’il & Dr. Abdul Hamid Mutawalli yang berjudulCepat Menguasai Ilmu Filsafat, diartikan sebagai standar atau ukuran (norma) yang digunakan untuk mengukur segala sesuatu. Ucapan kita bahwa baju ini murah atau mahal harganya, misalnya, berarti bahwa nilai ekonomisnya adalah kecil atau besar. Ucapan kita bahwa pekerjaan ini baik atau buruk, maka sesungguhnya penilain kita ada(being) dalam perspektif penilaian kita terhadap makna kebaikan dan keburukan, atau sesuai dengan norma kebaikan dan keburukan dalam pandangan kita.

Value atau nilai, dalam Kamus Psikologi karangan Kartono Kartini & Dali Guno terbitan didefinisikan sebagai hal yang dianggap penting, bernilai atau baik. Semacam keyakinan mengenai bagaimana seseorang seharusnya atau tidak seharusnya dalam bertindak (misalnya jujur, ikhlas), atau cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang (misalnya kebahagiaan, kebebasan) 

Namun, bagi sebagian orang, nilai diartikan dengan menggunakan berbagai reduksi. Dengan kata lain, memperlihatkan adanya tiga sektor besar realitas, yaitu benda, esensi, dan keadaan psikologis. Nilai yang diberikan orang pada sesuatu akan dikaitkan antara lain dengan apa yang diinginkannya, apa yang menyenangkannya, dan apa yang membuatnya senang atau nikmat.

Nilai ini kemudian menjadi pembahasan tersendiri dalam diskusi-diskusi filsafat dan pemikiran. Terbukti dengan munculnya teori nilai (aksiologi) yang penulis temukan di beberapa literatur Filsafat seperti di bukunya Ahmad Tafsir berjudul Filsafat Umum terbitan Remaja Rosdakarya Bandung 1990. Ahmad Tafsir, lebih lanjut, meletakkan pembahasan nilai ini setelah membahas teori pengetahuan dan teori hakikat yang merupakan sistematika dalam pembahasan Filsafat. 

Teori-teori lainnya, seperti yang dikemukakan oleh teori Nicolai Hartmann, bahwa nilai adalah esensi dan ide platonik. Nilai selalu berhubungan dengan benda yang menjadi pendukungnya, misalnya indah dengan kain dan baik dengan perilaku. Artinya, bahwa nilai itu tidak nyata.

Dalam buku Living issue in Philosophy yang dialihbahasakan oleh Prof. Dr. H.M. Rasjidi, disebutkan bahwa penilaian seseorang itu dipengaruhi oleh fakta-fakta. Artinya, jika fakta-fakta atau keadaan berubah, maka penilaian kita biasanya juga akan berubah. Ini berarti juga bahwa pertimbangan nilai seseorang bergantung kepada fakta. 

Pendapat demikian ini rupanya juga diamini oleh Ngalim Purwanto dalam bukunyaPsikologi Pendidikan yang mengatakan bahwa, nilai-nilai yang ada pada seseorang bisa dipengaruhi oleh adanya adat istiadat, etika, kepercayaan, dan agama yang dianutnya. Semua itu mempengaruhi sikap, pendapat, dan pandangan individu yang selanjutnya tercermin dalam cara-cara bagaimana orang tersebut bertindak dan bertingkah laku dalam memberikan penilaian. 

B. Pembagian Teori Nilai

Dalam pembagiannya, nilai serta penilaian memiliki dua bidang paling populer yang bersangkutan dengan tingkah laku dan keadaan atau tampilan fisik. Dua bidang paling populer ini, menurut Langeveld sebagaimana dikutip Wiramihardja dalam bukunya Pengantar Filsafat, masuk ke dalam tiga hal utama pada sistematika filsafat . Dua bidang paling popular yang dimaksud adalah :

1) Etika 

Yaitu mempersoalkan penilaian atas perbuatan manusia dari sudut baik dan jahat. Etika merupakan cabang aksiologi yang pada pokoknya membicarakan masalah predikat-predikat nilai ‘betul’ (right) dan ‘salah’ (wrong) dalam arti ‘susila’ (moral) dan ‘tidak susila’ (immoral). Sebagai pokok bahasan yang khusus, etika membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila atau bajik. Kualitas-kualitas dan atribut-atribut ini dinamakan ‘kebajikan-kebajikan’ (virtues), yang dilawankan dengan ‘kejahatan-kejahatan’ (vices), yang berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang yang mempunyainya dikatakan sebagai orang yang tidak susila. 

Di lain pihak, etika acapkali dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang menetapkan ukuran-ukuran atau kaidah-kaidah yang mendasari pemberian tanggapan atau penilaian terhadap perbuatan. Ilmu pengetahuan ini membicarakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya terjadi, dan yang memungkinkan orang untuk menetapkan apa yang bertentangan dengan yang seharusnya terjadi. 

2) Estetika

Yaitu mempersoalkan penilaian atas sesuatu dari sudut indah dan jelek. Secara umum, estetika disebut sebagai kajian filsafati mengenai apa yang membuat rasa senang. Tokoh yang paling terkenal dalam bidang ini adalah Alexander Baumgarten (1714-1762).

Nilai baik sebanding dengan nilai indah, tetapi kata ‘indah’ sendiri lebih sering dikenakan pada seni, sedangkan kata ‘baik’ lebih sering dikenakan pada perbuatan. Di dalam kehidupan sehari-hari, ‘indah’ lebih berpengaruh ketimbang ‘baik’. Orang lebih tertarik pada rupa ketimbang pada tingkah laku. Orang yang tingkah lakunya baik (etika), tetapi kurang indah (estetika), akan dipilih belakangan; yang dipilih lebih dulu adalah orang yang indah, sekalipun kurang baik.
Secara umum, bernilai artinya berharga. Pertanyaan selanjutnya yang muncul kemudian adalah, dimanakah sesungguhnya letak dari nilai itu? pada barangnya kah? atau pada orang yang menilai?. Pada umumnya, orang berpendapat bahwa, nilai terletak pada barangnya. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa nilai itu bersifat abstrak. Yang dapat ditangkap oleh indera kita ialah barang yang bernilai, sehingga nilai itu sendiri tidak dapat ditangkap.

Banyak ”keributan” yang disebabkan oleh perbedaan penilaian. Para ahli berusaha membuat ukuran untuk menilai—yang disebut dengan sistem nilai—yang diharapkan dapat berlaku umum dan mantap. Akan tetapi, usaha itu ternyata gagal karena para ahli sendiri ternyata tidak dapat bersepakat tentang sistem nilai tersebut. Sehingga, nilai buruk dan baik, indah dan tidak indah, memang ada, tetapi ukuran itu tidak satu macam. Dengan demikian, berarti sama saja dengan tidak ada ukuran sama sekali. Sama dalam arti akibatnya, yaitu tetap saja akan terjadi perdebatan, bahkan “keributan” tentang nilai.

Ukuran indah dan tidak indah sama dengan baik dan tidak baik yaitu membingungkan, bermacam-macam, subyektif, dan sering diperdebatkan. Meskipun demikian, etsetika berusaha menemukan ukurannya yang dapat berlaku umum. Akan tetapi, sama dengan etika, usaha itu tidak berhasil. Memang ditemukan ukuran tentang indah-tidak indah, tetapi ukuran yang ditemukan begitu banyak, pakarnya sendiri pun tidak mampu bersepakat. 

Teori lama tentang keindahan bersifat metafisis, teori modern bersifat psikologis. Menurut Plato, keindahan adalah realitas yang sungguh-sungguh, suatu hakikat yang abadi, tidak berubah. Sekalipun ia menyatakan bahwa harmoni, proporsi, dan simetri adalah yang membentuk keindahan, ia tetap berpendapat bahwa ada unsur metafisik dalam keindahan. Baginya keindahan suatu obyek bukan berasal dari obyek itu akan tetapi keindahan itulah yang menyertai obyek tersebut. Pandangan ini benar-benar metafisis. Bagi Plotinus, keindahan adalah pancaran akal Ilahi: bila Ilahi memancarkan diri-Nya atau memancarkan sinar-Nya, maka itulah keindahan. 


C. Pendekatan-pendekatan Dalam Aksiologi

Pertanyaan mengenai hakekat nilai dapat dijawab dengan tiga macam pendekatan, yaitu ketika orang tersebut dapat mengatakan bahwa: 
  1. Nilai sepenuhnya berhakekat subjektif. Ditinjau dari sudut pandang ini, nilai-nilai merupakan reaksi-reaksi yang diberikan oleh manusia sebagai pelaku dan keberadaannya tergantung pada pengalaman-pengalaman mereka. Yang demikian ini dapat dinamakan ‘subjektivitas’. 
  2.  Atau dapat pula orang mengatakan bahwa nilai-nilai ini merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari segi ontologi , namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi-esensi logis dan dapat diketahui melalui akal. Pendirian ini dinamakan ‘objektivisme logis’. 
  3. Akhirnya orang dapat mengatakan bahwa nilai-nilai merupakan unsur-unsur objektif yang menyusun kenyataan. Yang demikian ini disebut ‘objektivisme metafisik’. 

PANDANGAN DAN ANALISIS PENULIS

Sebelum penulis memberikan pandangan terkait permasalahan nilai. Penulis akan sedikit menganalisis beberapa hal terkait permasalahan nilai ini. Nilai, sebenarnya merupakan sebuah sifat dari suatu barang yang hanya mengandung dan berhubungan dengan subjek yang tahu akan nilai itu sendiri. Tanggapan nilai—misalnya kebaikan—sebenarnya juga bukanlah suatu ‘makhluk’ yang hidup tersendiri dalam salah satu ‘dunia’, akan tetapi Ia pun mempunyai suatu cara tersendiri untuk berada (being), terlepas dari persoalan apakah ada yang menyatakan adanya atau tidak. 

Setiap individu mempunyai perasaan tentang nilai dan tak pernah terdapat suatu masyakarat tanpa sistem nilai. Melakukan pertimbangan nilai adalah kebiasaan sehari-hari bagi kebanyakan orang. Bagi kebanyakan orang penilaian terjadi secara terus menerus. 

Sebenarnya, ‘nilai’ merupakan pengertian yang luas lingkupnya dibandingkan dengan pengertian ‘yang baik’, dan pengertian tersebut menyangkut perangkat hal yang disetujui dan yang tidak disetujui. Sehingga, seperti yang penulis sebutkan di atas tadi, maka terus terjadi perdebatan yang tak kunjung selesai ketika masalah ukuran nilai ini disetujui atau tidak disetujui.

Dalam bahasa kita sehari-hari, sering kita mengatakan bahwa “barang ini mempunyai nilai,” sebenarnya, bahasa yang kita gunakan ini adalah sebuah pemberian penghargaan atas obyek yang menurut subjektif kita, patut untuk diberi nilai. Maka dari sini sebenarnya nilai adalah sebuah pemberian karena adanya penghargaan yang diberikan. Dengan demikian, maka penulis berpandangan bahwa sebenarnya nilai itu kembali pada individu yang memberi nilai itu sendiri. Namun, biasanya adanya nilai ini juga membutuhkan kesepakatan bersama. Tidak semua orang akan memberi nilai yang serupa, tetapi nilai itu biasanya juga dipengaruhi oleh adanya norma-norma, etika, dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat. 

Adapun hubunganya dengan filsafat ialah, filsafat merupakan seperangkat keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap, cita-cita, aspirasi-aspirasi dan tujuan-tujuan, nilai-nilai dan norma-norma, aturan-aturan dan prinsip etis. 
Menurut Sidney Hook, filsafat juga pencari kebenaran, suatu persoalan nilai-nilai dan pertimbangan-pertimbangan nilai untuk melaksanakan hubunganhubungan kemanusiaan secara benar dan juga berbagai pengetahuan tentang apa yang buruk atau baik untuk memutuskan bagaimana seseorang harus memilih atau bertindak dalam kehidupannya. 


KESIMPULAN

 Berdasarkan pemaparan yang telah penulis jelaskan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa nilai tidak lain tidak bukan adalah standar atau ukuran yang digunakan untuk mengukur segala sesuatu. Ilmu yang mempelajari nilai ini disebut dengan aksiologi, yang sebenarnya merupakan urutan ketiga dari sistematika filsafat. Dua hal yang sering dipermasalahkan dalam nilai adalah masalah etika dan estetika.

Terkait dimana sebenarnya letak dari sebuah nilai itu, maka sebenarnya nilai itu hanyalah pemberian dan hal ini lagi-lagi kembali kepada individu masing-masing ketika ia memberikan sebuah penilaian.


DAFTAR REFERENSI

Ismail, Fuad Farid & Abdul Hamid Mutawalli. 2003. Cepat Menguasai Ilmu Filsafat. Yogyakarta: IRCiSoD

Kartini, Kartono & Dali Guno. 2003. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya

Kattsoff, Luis O. 2004. Elements of Philosophy (Soejono Soemargono-penerj). Yogyakarta: Tiara Wacana

Langeveld, M.J. (tanpa tahun). Op Weg Naar Wijsgerig Denken (G.J Claessen-penerj). Jakarta: Pustaka Sarjana

Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Salam, Burhanuddin. 1997. Logika Materi; Filsafat Ilmu Pengetahuan, cet. ke-1 Jakarta: Reneka Cipta

Tafsir, Ahmad. 2006. Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James. Bandung:

Rosdakarya Titus, Harold H., Marilyn S. Smith & Richard T. Nolan. 1984. Living Issues in Phylosophy (H.M Rasjidi – penerj). Jakarta: Bulan Bintang

Wiramihardja, Sutardjo A. 2007. Pengantar Filsafat, cet ke-2. Bandung: Refika Aditama 

--Tulisan (makalah) ini dipresentasikan pada mata kuliah Filsafat, Senin (24/5) di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII Yogyakarta--



Tips Membuat Billing Warnet dengan Excel


Copyright © 2008 IlmuKomputer.Com
                                           Tips Membuat Billing Warnet dengan Excel
                                                            Doddy Yunirman
                                                  doddy_151619@yahoo.com

Setiap warnet pasti membutuhkan sarana untuk mencatat transaksinya setiap hari yang tidak
mungkin dilakukan secara manual. Saat ini banyak bermunculan software-software billing warnet
yang dapat mencatat semua transaksi warnet mulai dari jasa penggunaan internet, scan, print, atau
bahkan hingga minuman ringan yang mendukung usaha warnet. Di samping itu, software tersebut
juga memberikan fitur-fitur beraneka ragam mulai dari yang berhubungan dengan sistem operasinya,
hingga laporan keuangan warnet itu sendiri. Namun harga software billing warnet yang ditawarkan
begitu beragam dan cukup mahal. Padahal dengan sedikit kemampuan Excel, Anda dapat membuat
sendiri billing internet dengan mudah. Tips dan trik ini berusaha membahas dengan singkat dan jelas
bagaimana membuat billing warnet dengan mudah dengan bantuan Microsoft Excel.

MEMBUAT KERANGKA
Menentukan Harga
Anda pasti telah menentukan berapa tarif yang dikenakan setiap jamnya. Tarif pengguna biasa
mungkin berbeda dengan tarif pengguna Member atau Pelajar. Demikian juga mungkin harga per
menit pertama berbeda dengan harga per menit selanjutnya. Dengan penentuan tarif seperti ini akan
membuat Anda lebih mudah apabila ingin menaikkan tarif tersebut. Buatlah kolom Kode, Type,
Menit Pertama, Harga, Menit Selanjutnya, dan Harga. Contohnya sbb:
Harga tersebut di atas adalah asumsi bila untuk pengguna Biasa adalah Rp. 4.500/jam dan untuk
Member dan Student Rp. 4.000/jam. Anda dapat merubahnya sesuai dengan tarif yang Anda
gunakan. Anda juga dapat merubah apabila Anda ingin mengenakan tarif yang berbeda untuk Menit
Pertama dan Menit Selanjutnya.

Menit Menit
Pertama Selanjutnya
B Biasa 5 375 5 375
M Member 3 200 3 200
S Student 3 200 3 200
Kode Type Harga Harga

Membuat Tabel
Dalam merancang sebuah billing warnet, tentu Anda akan menentukan kolom-kolom apa saja yang
diperlukan dalam sebuah tabel perhitungannya. Buatlah kolom-kolom seperti Nomor Client, Kode,
Type, Waktu Mulai, Waktu Selesai, Durasi/Status, Durasi Menit, Print, Scan, Jumlah, dan
Keterangan. Contohnya sbb:
• Client: nomor client/workstation yang digunakan.
• Kode Client: kode tipe pengguna seperti B untuk biasa, M untuk member, atau S untuk Student
• Type: penjelasan dari kolom Kode
• Waktu Mulai: waktu mulai akses internet
• Waktu Selelai: waktu selesai akses internet
• Durasi: waktu yang digunakan untuk akses internet dalam format hh:mm. Apabila pengguna
masih aktif (Waktu Selesai belum diinput), maka kolom ini akan berstatus “ACTIVE”
• Durasi Menit: penjabaran dari kolom Durasi yang diterjemahkan dalam satuan menit. Misalnya
durasi 01:29 berarti 89 menit.
• Print: apabila ada tambahan untuk Print
• Scan: apabila ada tambahan untuk Scan
• Jumlah: jumlah yang harus dibayarkan oleh Pengguna.
• Keterangan: kolom keterangan bisa digunakan seperti pemakaian webcam, minuman ringan,
atau keterangan lainnya.
Nama Warnet
Anda tentu bisa menampilkan nama warnet dan logo di atas kolom-kolom tersebut. Tambahkan juga
seperti tanggal dan total pendapatan hari ini. Contohnya sbb:
MEMBUAT RUMUS
Sebelum Anda membuat rumus pada kolom-kolom tersebut, sebaiknya Anda menentukan lebih
dahulu nama tabel harga dengan cara memblok tabel harga dari kolom F6 hingga K8 kemudian pilih
Insert > Name > Define. Tuliskan “tabel” pada kolom Names in workbook kemudian pilih Add.
Dengan begitu tabel harga telah terdifinisikan dengan nama “tabel” untuk memudahkan penulisan
rumus.
Kolom A: Client
Untuk memudahkan Anda, gunakan validasi data untuk kolom ini melalui menu Data > Validation.
Pada dropdown menu Allow, pilih List, dan pada textbox Source, isilah sesuai dengan komputer
client yang Anda miliki. Misalnya Anda memiliki 10 client, maka isilah 1;2;3;4;5;6;7;8;9;10 pada
textbox tersebut. Perhatikan list separator yang Anda gunakan. Gantilah dengan karakter “,” (koma)
apabila Anda menggunakan English (United States) pada Regional and Language Options di Control
Panel.
Client Kode Type
Waktu
Mulai
Waktu
Selesai
Durasi/
Status
Durasi
Menit Print Scan Jumlah Keterangan

Kolom B: Kode
Sama seperti kolom A, gunakan validasi data dengan mengisi nilai B;M;S pada textbox Source.
Kolom C: Type
Gunakan rumus:
=IF(ISNA(VLOOKUP(B11;tabel;2;0));"";VLOOKUP(B11;tabel;2;0))
Kolom D: Waktu Mulai
Rubah format sel dengan bentuk jam melalui Format > Cells kemudian pada tab Number pilih Time
dengan Type 13:30. Isilah waktu mulai dengan format hh:mm.
Kolom E: Waktu Selesai
Lakukan hal yang sama dengan kolom D.
Kolom F: Durasi/Status
Gunakan rumus:
=IF(AND(B11="";E11="";A11="");"";IF(AND(B11<>"";E11="");"ACTIVE";E11-D11))
Rubah format kolom ini dengan format seperti kolom D&E.
Kolom G: Durasi Menit
Gunakan rumus:
=IF(OR(B11="";E11="");"";(HOUR(F11)*60)+MINUTE(F11))
Rubah format kolom ini dengan format Number.
Kolom H&I: Print & Scan
Rubah format kolom ini menjadi format Number dengan seperator koma.
Kolom J: Jumlah
Gunakan rumus:
=IF(OR(B11="";E11="");"";IF(G11<VLOOKUP(B11;tabel;3;0);(VLOOKUP(B11;tabel;4;0))+H11+
I11;(((P11+Q11)*VLOOKUP(B11;tabel;6;0))+VLOOKUP(B11;tabel;4;0)+H11+I11)))
Kolom O:
Gunakan rumus:
=IF(OR(B11="";E11="");0;G11-VLOOKUP(B11;tabel;3;0))
Kolom P:
Gunakan rumus:
=IF(OR(B11="";E11="");0;ROUNDDOWN(O11/VLOOKUP(B11;tabel;5;0);0))
Kolom Q:
Gunakan rumus:
=IF(OR(B11="";E11="");0;ROUNDUP(O11/VLOOKUP(B11;tabel;5;0);0)-P11)
Sembunyikan kolom O, P, & Q dengan perintah Format > Colomn > Hide
Setelah semua kolom diberi rumus dan format dengan benar, berikan kira-kira 100 baris dengan
asumsi kira-kira 100 orang per harinya yang menggunakan jasa internet. Kemudian tambahkan
kolom Total Pendapatan Hari ini dibaris ke-101. Beri rumus SUM pada kolom Print, Scan, dan
Jumlah. Pemberian warna selain warna putih dimaksudkan agar pada area tersebut tidak boleh
dirubah atau dihapus. Kolom yang dapat diinput oleh operator warnet hanyalah kolom yang
berwarna putih. Contohnya sbb:
Pada bagian bawah tabel tersebut, Anda dapat gunakan untuk statistik pemakaian pada hari tersebut.
Isi dengan menggunakan rumus sbb:
Baris 154: Durasi Jam Terpakai
Gunakan rumus: =SUM(F11:F150)
Baris 155: Durasi Menit Terpakai
Gunakan rumus:  =SUM(G11:G150)
Untuk baris 154 dan 155, rubahlah format cell menjadi format Time hh:mm
Baris 156: Pengguna Biasa
Gunakan rumus: =COUNTIF(B11:B150;"b")
Baris 157: Pengguna Member
Gunakan rumus: =COUNTIF(B11:B150;"m")
Baris 158: Pengguna Student
Gunakan rumus: =COUNTIF(B11:B150;"s")
Baris 159: Total Pengguna
Gunakan rumus: =SUM(D156:D158)
Untuk baris 156 sampai 159, rubahlah format cell menjadi format Number
Baris 160: Pendapatan Print
Gunakan rumus:
=H151
Baris 161: Pendapatan Scan
Gunakan rumus: =I151
Baris 162: Pendapatan Internet
Gunakan rumus: =D163-D160-D161
Baris 163: Jumlah Pendapatan
Gunakan rumus: =J151
Untuk baris 160 sampai 162, rubahlah format cell menjadi format Number dengan separator koma.
Anda mungkin juga dapat memberi keterangan tertulis pada bagian paling bawah file ini seperti:
Keterangan:
- Hanya kolom berwarna putih yang dapat diisi
- Isi kolom sesuai petunjuk
- Pengisian Tabel Harga membutuhkan password
- Penambahan baris atau perubahan format membutuhkan password
- Jangan lupa untuk selalu di-save setelah menginput data
Ganti nama sheet sesuai tanggal dan buat sebanyak 30 atau 31 sheet. Untuk rumus Total Pendapatan
Hari ini pada bagian atas, bisa mengacu pada jumlah di kolom J151 (rumus: =$J$151).

Tips dan Trik Lainnya
Untuk memberikan petunjuk yang lebih jelas kepada operator warnet Anda, ada baiknya Anda
membuat format validitas untuk mencegah terjadinya kesalahan input atau terhapusnya rumus-rumus
yang Anda buat melalui menu Data > Validation. Tentukan nilai validasi yang Anda buat sesuai
dengan kolom-kolom tersebut seperti contoh yang disinggung pada bagian Kolom A: Client. Pada
tab Input Massage, masukan judul dan isi pesan sesuai kolom yang dimaksud. Pada tab Error Alert,
masukan judul dan isi pesan apabila terjadi kesalahan input.
Sebagai tambahan, Anda mungkin ingin benar-benar memproteksi kolom-kolom rumus yang Anda
buat. Caranya blok pada kolom yang berwarna putih kemudian non-aktifkan kotak cek pada menu
Format > Cell > tab Protection > Locked. Setelah dilakukan pada semua kolom yang berwarna putih,
buatlah password pada menu Tools > Protection > Protect Sheet. Masukkan sebanyak 2 kali.


Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan
secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau
merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen.
Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu
dari IlmuKomputer.Com.